Penyakit Peradangan Pada Lambung dan Usus

Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

Epidemiologi
            Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih besar. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hamper sama dengan anak perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Di Negara yang sedang berkembang, prevalensi yang paling tinggi dari penyakit diare merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar,kekurangan protein dan kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan badan(McCormick MC,1982).
            Untuk bayi, baik di Negara-negara maju, penurunan angka kejadian dare erat kaitannya dengan pemberian ASI, yang sebagian disebabkan oleh kurangnya pensemaran minum anak dan sebagian lagi leh karena factor pencegah imunologik dari pada ASI(Learsen SA dan Homer DR,1978). Sejauh ini imunitas spesifik usus merupakan peran dari limposit dalamPlaque peyeri yang membuat immunoglobulin, tetapi anti body spesifik dengan kuman pathogen usus terdapat di dalam kolostrum dari ASI ( Mata L dan Black RE,1982).


Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. Penybab dari timbulnya diare dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu,Penyebab tidak langsung atau factor-faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat terjadinya diare. Penyebab diare akut dapat di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
1.      Diare sekresi ( sekretory diarrhea), disebabkan oleh:
Ø  Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen
Ø  Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia,makanan( misalnya keracunan makanan,makanan yang pedas,terlalu asam) gangguan psikis(ketakutan, gugup), gangguan saraf,hawa dingin, alergi.
Ø  Defisiensi imun terutama SIgA( sekretory immunoglobulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat ganda bakteri /flora usus dan jamur, terutama Candida.
Faktor-faktor yang mempengaruhi diare
Keadaan gizi

Hygiene dan sanitasi

Social budaya

Penderita Diare

Manusia Pembawa Kuman

Masyarakat Sehat

Faktor-faktor lain

Social ekonomi

Kepadatan penduduk

Kuman penyebab penyakit diare

Masyarakat

Meninggal

2.      Diare Osmotik( osmotic diarrhea) yang disebabkan oleh:
v  Malabsorpsi makanan
v  KKP( kekurangan kalori protein)
v  BBLR(bayi berat badan lahir rendah) dan bayi baru lahir

Tanda dan gejala:
v  a. Diare.
v  b. Muntah.
v  c. Demam.
v  d. Nyeri abdomen
v  e. Membran mukosa mulut dan bibir kering
v  f. Fontanel cekung
v  g. Kehilangan berat badan
v  h. Tidak nafsu makan
v  i. Badan terasa lemah
Komplikasi:
v  a. Dehidrasi
v  b. Renjatan hipovolemik
v  c. Kejang
v  d. Bakterimia
v  e. Mal nutrisi
v  f. Hipoglikemia
v  g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

a. Pemberian cairan.
b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
·         Memberikan asi.
·         Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
c. Obat-obatan.
Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum
a. Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
b. Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
c. Diatetik ( pemberian makanan ).
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada klien dengan tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien.
d. Obat-obatan.
· Obat anti sekresi.
· Obat anti spasmolitik.
· Obat antibiotik.

Ø  . Pengobatan
                Dalam garis besarnya pengobatan diare dapat dibagi dalam :
a.       Pengobatan kausal
b.      Pengobatan simtomatik
c.       Pengobatan cairan
d.      Pengobatan dietetic


Ø  . Pengobatan Kausal
                Pengobatan yang tepat terhadap kuasa diare di berikan setelah kita mengetahui penyebabnya yang pasti. Jika kuasa diare ini penyakit perenteral, di berikan anti biotic sestemik jika tidak terdapat infeksi oarenteral, sebenarnya anti biotical baru boleh di berikan kalau pada pemeriksaan laboratorium dapat di temukan bakteri patongen. Karna pemeriksaan untuk menemukan bakteri ini kadang-kadang sulit atau hasil pemeriksaan datang terlambat, antibiotika dapat diberikan dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, sifat tinja,dan sebagainya.

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium.
· Pemeriksaan tinja.
a.       Pemeriksaan tinja
-          Makroskopis dan mikroskopis
-          Biakan kuman untuk mencari kuman penyabab
-          Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika
-          Ph dan kadar gula jika diduga ada sugar intorelance
b.      Pemeriksaan darah
-          Darah lengkap
-          Ph cadangan alkali dan elektrilit untuk menentukan gangguan keseimbangan asam basa kadar ureum untuk mengatahui adanya gangguan faal ginjal,
c.       Duodenal intubation
-          Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

· Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
· Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
b. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

Asuhan Keperawatan Pada  Pasien Gastroenteritis

1. Identitas klien.
2. Riwayat.
· Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
· Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
4. Riwayat psikososial keluarga.
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
5. Kebutuhan dasar.
· Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
· Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.
· Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
· Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
· Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
· Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
· Perkusi : adanya distensi abdomen.
· Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
· Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
d. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.
e. Pemeriksaan penunjang.
f.Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata - Kata 15

Pola Makan Untuk Miliki Kulit Bersinar